#SIP Artificial Intelligence (AI)

Artikel kali ini akan membahas mengenai Artificial Intelligence (AI), apa itu AI? Bagaimana sejarah perkembangan AI? Serta apa hubungan antara AI dengan kognisi manusia?

maxresdefault

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah aktivitas penyediaan mesin seperti komputer dengan kemampuan untuk menampilkan perilaku yang akan dianggap sama cerdasnya dengan jika kemampuan tersebut ditampilkan oleh manusia. AI merupakan aplikasi komputer yang paling canggih karena aplikasi ini berusaha mencontoh cara pemikiran manusia.

AI berbeda dengan program konvensional. Pemrograman konvensional berbasis pada algoritma yang mendefinisikan setiap langkah dalam penyelesaian masalah. Pemrograman konvensional dapat menggunakan rumus matematika atau prosedur sekuensial untuk menghasilkan solusi. Lain halnya dengan pemrograman dalam kecerdasan buatan yang berbasis pada representasi symbol dan manipulasi. Dalam AI, sebuah symbol dapat berupa kalimat, kata, atau angka yang digunakan untuk merepresentasikan objek, proses, dan hubungannya. Objek dapat berupa  manusia, benda, ide, konsep, kegiatan, atau pernyataan dari suatu fakta. Proses digunakan untuk memanipulasi symbol untuk menghasilkan saran atau pemecahan masalah. Selain itu AI dapat melakukan penalaan terhadap data yang tidak lengkap. Hal ini sangat mustahil dilakukan oleh pemrograman konvensional. Kemampuan penalaran dan penjelasan terhadap setiap langkah dalam pengambilan keputusan menjadi kelebihan dari Artificial Intelligence (AI).

Sejarah Artificial Intelligence (AI)

Bibit AI pertama kali disebar hanya 2 tahun setelah General Electric menerapkan komputer yang pertama kali digunakan untuk penggunaan bisnis. Tahun itu adalah tahttps://www.irpcommerce.com/interface/adminuploads/strategycenter/artificial-intelligence.jpghun 1956, dan istilah kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence pertama kali dibuat oleh John McCarthy sebagai tema suatu konferensi yang dilaksanakan di Dartmouth College. Pada tahun yang sama, program komputer AI pertama yang disebut Logic Theorist, diumumkan. Kemampuan Logic Theorist yang terbatas untuk berpikir (membuktikan teorema-teorema kalkulus) mendorong para ilmuwan untuk merancang program lain yang disebut General Problem Solver (GPS), yang ditujukan untuk memecahkan segala macam masalah. Proyek ini ternyata membuat para ilmuah yang pertama kali menyusun program ini kewalahan, dan riset AI dikalahkan oleh aplikasi-aplikasi komputer yang tidak terlalu ambisius seperti SIM dan DSS. Namun seiring waktu, riset yang terus menerus akhirnya membuahkan hasil, dan AI telah menjadi wilayah aplikasi komputer yang solid.

Kaitan AI dengan kognisi manusia

Keterkaitan antara AI dengan kognisi manusia dapat ditunjukkan dengan konsep AI, di antaranya adalah

  1. Turing Test – Metode Pengujian Kecerdasan

Turing test merupakan sebuah metode pengujian kecerdasan yang dibuat oleh Alan Turing. Proses uji ini melibatkan seorang penanya (manusia) dan dua objek yang ditanyai. Yang satu adalah seorang manusia dan satunya adalah sebuah mesin yang akan diuji. Penanya tidak dapat melihat langsung objek yang ditanyai. Penanya diminta untuk membedakan mana jawaban komputer dan mana jawaban manusia berdasarkan jawaban kedua objek tersebut. Jika penanya tidak dapat membedakan mana jawaban mesin dan mana jawaban manusia maka Turing berpendapat bahwa mesin yang diuji tersebut dapat diasumsikan ‘cerdas’.

  1. Pemrosesan Simbolik

Komputer semula didesain untuk memproses bilangan/angka-angka (pemrosesan numerik). Sementara manusia dalam berpikir dan menyelesaikan masalah lebih bersifat simbolik, tidak didasarkan pada sejumlah rumus atau melakukan komputasi matematis. Sifat penting dari AI adalah bahwa AI merupakan bagian dari ilmu komputer yang melakukan proses secara simbolik dan non-algoritmik dalam penyelesaian masalah.

  1. Heuristic

Istilah heuristic diambil dari bahasa Yunani yang berarti menemukan. Heuristic merupakan suatu strategi untuk melakukan proses pencarian ruang masalah secara selektif, yang memandu proses pencarian yang kita lakukan di sepanjang jalur yang memiliki kemungkinan sukses paling besar.

  1. Penarikan kesimpulan

AI mencoba membuat mesin yang memiliki kemampuan berpikir atau mempertimbangkan. Kemampuan berpikir termasuk di dalamnya proses penarikan kesimpulan berdasarkan fakta-fakta dan aturan dengan menggunakan metode heuristic atau metode pencarian lainnya.

  1. Pencocokan pola

AI bekerja dengan metode pencocokan pola yang berusaha untuk menjelaskan objek, kejadian atau proses, dalam hubungan logis atau komputasional.

https://i0.wp.com/www.i-scoop.eu/wp-content/uploads/2016/08/Artificial-intelligence-concept-1.jpg

Selain ditunjukkan dengan konsep, keterkaitan antara AI dengan kognisi manusa juga ditunjukkan melalui kelebihan dan kelebihan yang dimiliki masing-masing.

Jika dibandingakan dengan kognisi manusia, ada beberapa keuntungan dari AI, yaitu

  1. Lebih permanen.
  2. Memberikan kemudahan dalam duplikasi dan penyebaran.
  3. Relatif lebih murah dari kecerdasan alamiah.
  4. Konsisten dan teliti.
  5. Dapat didokumentasi.
  6. Dapat mengerjakan beberapa tugas dengan lebih cepat dan lebih baik dibanding manusia.

Sedangkan kelebihan kognisi manusia dibanding AI adalah,

  1. Bersifat lebih kreatif.
  2. Dapat melakukan prose pembelajaran secara langsung, sementara AI harus mendapatkan masukan berupa symbol dan representasi-representasi.
  3. Menggunakan focus yang luas sebagai referensi untuk pengambilan keputusan.

Komputer dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang objek, kegiatan, proses, dan dapat memproses sejumlah besar informasi dengan lebih efisien daripada yang dapat dikerjakan manusia. Namun di sisi lain, dengan menggunakan insting, manusia dapat melakukan hal yang sulit untuk deprogram pada komputer. Manusia dapat mengenali hubungan antara beberapa hal, menilai kualitas dan menemukan pola yang menjelaskan hubungan tersebut.

Sumber:

Kusrini. (2006). Sistem pakar, teori dan aplikasi. Yogyakarta: C. V. Andi Offset.

Kumar, E. (2008). Artificial Intelligence. New Delhi: I. K. International Publishing House.

McLeod, R. & Schell, J. P. (2008). Sistem informasi manajemen, edisi ke-10. Jakarta: Salemba Empat.

Konar, A. (1999). Artificial intelligence and soft computing: behavioral and cognitive of the human brain. USA: CRS Press.

Whitby, B. (2009). Artificial intelligence. New York: The Rosen Publishing Group.

Jones, M. T. (2008). Artificial intelligence: a system approach. USA: Infinity science press.

Gambar:

https://goo.gl/images/QMmJfx

https://goo.gl/images/uZVFIs

Leave a comment