#SIP ETIKA MENULIS ARTIKEL ONLINE

Di depan mata, terhampar kebun mawar

Bebas memetik, namun harus tahu cara

Bebas menanam, namun harus tahu tempat

Jika tak ingin tertusuk atau ditusuk,

Lakukan dengan tepat agar tak kehilangan kecantikannya

Perkembangan teknologi mulai menggeser media cetak, sementara media online terus berkembang pesat. Memberi kesempatan terbuka bagi setiap orang yang ingin menulis. Mereka bisa mem-posting tulisan dimana saja. Artikel online merupakan salah satu yang banyak ditemukan, dan tidak hanya ditulis oleh orang yang mempunyai background jurnalistik, namun banyak juga orang awam yang menulisnya. Menurut Rosidi (2009) untuk menulis artikel, pada dasarnya tidak ada aturan baku, semua tergantung pada masing-masing penulis. Pada umumnya, semakin sering orang menulis artikel, semakin mudah bagi dia untuk mengganti gaya, menyuguhkan urutan penalaran, mempermainkan daya imajinasi pembaca, atau menuntun pembaca pada kesimpulan yang akan dia tarik.

https://www.maxmanroe.com/wp-content/uploads/2015/03/Produktif-Menulis-Konten-Blog.jpg

Tak jauh beda dengan bait di atas, ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan artikel online, diantaranya adalah akurasi, penulisan yang baik dan dorongan untuk berinovasi (Ishwara, 2005). Wibowo (2006) menjelaskan bahwa sebagai penulis, diperlukan kode etik agar penulisan menjadi beretika atau sesuai dengan etika yang ada. Hal ini dilakukan untuk menghindari ‘gesekan’ antar penulis. Dalam hal ini, sebaiknya seorang penulis artikel juga memahami kode etik jurnalistik dalam menulis artikel online. Pasalnya, sekalipun penulis artikel bukan jurnalis, namun penulis tersebut mempublikasikan artikelnya dalam media online.

Kasus plagiarisme merupakan kasus yang paling banyak terjadi dalam penulisan artikel online, maka perlu ada penerapan lebih ketat terhadap regulasi Undang-undang ITE (Sarumpaet, Budiman, & Armando, 2012). Banyaknya kasus tulisan online yang di’meja hijaukan’, dapat dihindari dengan melakukan beberapa hal yang dikemukakan Utami (2009) dalam menulis artike online, diantaranya adalah:

  1. Selalu bermaksud baik/positif

Maksud baik tentu saja harus disertai dengan gaya menulis yang positif. Bahasa yang positif dan tidak mengandung permusuhan tentu saja akan membuat pihak-pihak yang kebetulan membacanya akan tetap merasa nyaman namun tetap waspada dan memikirkan maksud penulis.

  1. Sampaikan pujian

Jangan semata-mata mengumumkan adanya kesalahan orang, lembaga atau pihak-pihak tertentu. Tak ada gading yang tak retak. Penulis wajib menjunjung tinggi pikiran positif terhadap orang atau pihak-pihak tertentu.

  1. Nyatakan maksud baik dari setiap kritikan yang dilontarkan

Setiap kritikan yang baik seharusnya bisa direspon sejalan dengan tujuan kritikan. Jika itu tidak sampai, berarti kritik yang diberika kurang mengenai sasaran. Maka pakailah bahasa yang tidak menyudutkan namun tetap memberikan harapan kepada orang atau pihak yang dikritik.

  1. Perbanyaklah kata “kita”

“Kita” mengesankan posisi yang sepihak dari dua kubu berbeda. Sedangkan kata “dia” atau “mereka” menumbuhkan kesan berhadapan.

Beberapa hal tersebut dapat dilakukan agar tetap menjaga etika dalam menulis artike online, namun tidak mengurangi kebebasan dan membatasi kreativitas penulis.

Sumber

Ishwara, L. (2005). Catatan-catatan jurnalisme dasar. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Rosidi, I. (2009). Menulis… siapa takut?. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Wibowo, W. (2006). Berani menulis artikel: babakan baru kiat menulis artikel untuk media massa cetak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Utami, P. (2009). Undang-undang informasi dan transaksi elektronik nomor 11 tahun 2008. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher.

Sarumpaet, R. K. T., Budiman, M. & Armando, A. (2012). Membangun di atas puing integritas: belajar dari universitas Indonesia. Jakarta: Gerakan UI Bersih.

Gambar: https://www.maxmanroe.com/4-tips-agar-pebisnis-tetap-produktif-menulis-konten-blog.html

Leave a comment